Psikologi

Apa itu akrofobia? »Definisi dan artinya

Anonim

Istilah ini berasal dari bahasa Yunani "akra" (ketinggian) dan "fobia" (ketakutan). Akrofobia adalah rasa takut yang berlebihan terhadap ketinggian. Ketakutan yang tidak rasional karena berada di posisi yang tinggi dan percaya bahwa mereka akan jatuh dapat menyebabkan orang tersebut menunjukkan ketidaknyamanan psikologis yang mencegah mereka melakukan aktivitas normal.

Istilah ini muncul pertama kali pada akhir abad ke-19, ketika psikiater Italia terkenal Andrea Verga mulai mempelajari gejala kondisi ini dan mampu menjelaskannya. Studi ilmiah menentukan bahwa fobia ketinggian ini dapat terjadi dalam keadaan tertentu dan memanifestasikan dirinya dengan tingkat kecemasan yang tinggi. Ini biasanya terjadi pada masa akhir masa kanak-kanak atau masa dewasa awal, yang bisa jadi akibat tekanan psikologis atau stres yang kuat.

Fobia ini dapat diderita oleh siapa saja karena tidak ada profil sebelumnya yang dapat memberi tahu kita siapa yang lebih mungkin menderita fobia ini. Mereka yang menderita fobia ini tidak tahan melihat keluar ke balkon atau mendekati tepi tebing, hal ini menimbulkan tingkat kecemasan yang tinggi dan biasanya berakhir dengan serangan panik.

Selain gejala psikologis yang diderita oleh penderita acrophobic saat berada dalam situasi ketidakseimbangan atau kehilangan keseimbangan, mereka juga dapat menghadirkan gangguan fisik seperti: detak jantung meningkat , ketegangan otot, pusing, masalah pencernaan, dan lain-lain. Untuk mengobati akrofobia, spesialis menggunakan berbagai teknik seperti relaksasi di mana pasien belajar mengendalikan kecemasan dan saraf dalam situasi yang mencurigai munculnya rasa takut. Ada juga teknik perilaku di mana pasien secara perlahan dihadapkan pada ketinggian alih-alih menghindarinya.