Istilah ambiguitas berasal dari akar bahasa Latin, dibentuk oleh "amb" yang berarti "di satu sisi dan di sisi lainnya" atau "di kedua sisi", ditambah akar "agere" yang berarti "bertindak" atau "melanjutkan", dan akhiran "ayah" yang mengacu pada "kualitas". Ketika berbicara tentang ambiguitas , ini mengacu pada situasi di mana informasi yang diproses dapat diinterpretasikan atau dipahami dengan cara atau cara yang berbeda. Dengan kata lain, ambiguitas dipahami sebagai ketika sebuah kalimat atau kata dapat merujuk pada makna atau interpretasi yang berbeda. Kata ini juga identik dengan ketidakpastian, keraguan atau keraguan.
Dalam grammar terdapat beberapa jenis ambiguitas atau disebut juga amfibologi, diantaranya adalah: ambiguitas leksikal yang terdapat pada suatu kata atau frase, disini ambiguitas terjadi ketika suatu kata memiliki banyak arti atau kegunaan; Seperti yang ditemukan dalam kamus, jenis ambiguitas ini disebut juga polisemi. Jenis lainnya adalah sintaksis, yang terjadi ketika kalimat atau frasa kompleks dapat dianalisis dengan cara yang berbeda. Oleh karena itu ambiguitas fonetik terjadi ketika kita berbicara; dan saat diucapkan, kalimat dapat mengandung lebih banyak ambiguitas. Terakhir, ada ambiguitas semantik yang muncul ketika sebuah konsep atau kata memiliki makna atau definisi yang kabur, berdasarkan penggunaan informal atau umum.
Dalam tata bahasa, ambiguitas dapat dihindari dengan menggunakan serangkaian metode, seperti pelengkap, dalam ambiguitas leksikal yang tidak diselesaikan oleh konteks, dapat ditambahkan pelengkap, untuk memperjelas makna tertentu yang diucapkan. Metode lainnya adalah tanda baca, di sini koma dapat digunakan untuk memisahkan elemen untuk membatasi maksud konteks. Mengganti dan menambah kata, aksentuasi dan perubahan konstruksi juga dapat menghindari ambiguitas dalam sebuah frase atau kalimat, sejauh menyangkut tata bahasa.