Dalam bidang biologi, blastomer adalah sel embrionik yang belum ditentukan jaringan selnya yang akan dibedakan. Mereka diekstraksi dari embrio saat biopsi embrio dilakukan, untuk pelaksanaan diagnosis genetik pada hari ketiga perkembangan embrio. Analisisnya memungkinkan untuk mengetahui bagaimana embrio tersusun secara kromosom.
Blastomer menyebar dengan cepat selama hari-hari pertama kehamilan, meskipun faktanya ukuran telur tetap konstan. Setelah tiga hari, sel telur yang telah dibuahi memiliki 16 blastomer, dimana sejak saat itu disebut morula. Kemudian terjadi blastulasi yang menandakan dimulainya pembedaan sel, sedemikian rupa sehingga sekumpulan blastomer berada membentuk selubung luar yang disebut trofoblas, yang nantinya akan membentuk plasenta, sedangkan yang lainnya berkumpul membentuk massa sel bagian dalam. yang akan menciptakan embrio.
Oleh karena itu, blastomer dianggap sebagai sel janin yang membentuk proses pembuahan, karena begitu sperma dan sel telur dibuahi, mereka memberi jalan untuk pembentukan zigot. Dari sana, zigot memulai proses pembelahan, yang menghasilkan peningkatan jumlah sel, sel ini dikenal sebagai blastomer.
Setelah proses pembelahan sel dimulai, diferensiasi sel-sel ini dimulai, yang memungkinkan penentuan pembentukan berbagai organ dan jaringan tergantung pada pola yang ditetapkan untuk penciptaan organisme akhir.
El proceso de diferenciación celular consta de tres fases: blastulacion (etapa embrionaria formada por una esfera de blastómeros), gastrulación (proceso por medio del cual se definen las tres capas germinativas en el embrión), organogénesis (proceso de formación de los órganos de un ser vivo en evolución). Una vez concluido todo este proceso el organismo producido recibe el nombre de feto, el cual continuar evolucionando hasta llegada la hora del alumbramiento.