Ablasi retina adalah kondisi yang sangat serius yang terjadi saat retina menjauh dari jaringan mata. Karena retina tidak dapat berfungsi dengan baik dalam kondisi ini, kehilangan penglihatan permanen dapat terjadi jika tidak diperbaiki dalam waktu kurang dari 24-72 jam. Tidak ada rasa sakit yang terkait dengan ablasi retina, tetapi jika Anda melihat masalah penglihatan (seperti melihat kilatan cahaya, floaters, atau penggelapan penglihatan tepi Anda) segera hubungi dokter mata Anda. Diagnosis dini adalah kunci untuk mencegah kehilangan penglihatan yang berhubungan dengan retina yang terlepas.
Faktor risiko ablasi retina termasuk miopia parah, robekan retina, trauma, riwayat keluarga, serta komplikasi dari operasi katarak.
Ablasi retina dapat dikurangi dalam beberapa kasus ketika tanda-tanda peringatan diketahui lebih awal. Cara pencegahan dan pengurangan risiko yang paling efektif adalah melalui edukasi tentang tanda-tanda awal dan dorongan bagi orang-orang untuk mencari pertolongan medis oftalmik jika mereka memiliki gejala yang menunjukkan detasemen vitreous posterior. Pemeriksaan dini memungkinkan deteksi robekan retinal yang dapat diobati dengan laser atau cryotherapy. Hal ini mengurangi risiko pelepasan retinal pada mereka yang mengalami robekan sekitar 1: 3 hingga 1:20.
Ablasio retina terkait trauma dapat terjadi pada olahraga benturan tinggi atau olahraga kecepatan tinggi. Meskipun beberapa orang merekomendasikan untuk menghindari aktivitas yang meningkatkan tekanan pada mata, termasuk menyelam dan terjun payung, hanya ada sedikit bukti yang mendukung rekomendasi ini, terutama pada populasi umum. Namun, dokter mata umumnya menyarankan orang dengan miopia derajat tinggi untuk mencoba menghindari paparan aktivitas yang berpotensi menimbulkan trauma, meningkatkan tekanan pada atau di dalam mata itu sendiri, atau termasuk akselerasi dan perlambatan yang cepat seperti bungee jumping atau mendaki gunung. Rusia.
Sebuah studi epidemiologi menunjukkan bahwa mengangkat beban berat secara manual di tempat kerja dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko lepasnya retina retina rhegmatogen, tetapi hubungan ini tidak kuat. Dalam penelitian ini, obesitas juga meningkatkan risiko ablasi retina. Indeks massa tubuh (BMI) yang tinggi dan tekanan darah tinggi telah diidentifikasi sebagai faktor risiko pada individu non-rabun.