Hidrokarbon jenuh didefinisikan sebagai senyawa kimia yang tersusun secara eksklusif dari atom karbon dan hidrogen. Senyawa ini muncul dari distilasi fraksional, dari minyak atau gas alam. Hidrokarbon alifatik yang atom karbonnya dihubungkan bersama oleh ikatan tunggal bersifat jenuh. Ketika bergabung dengan ikatan rangkap atau rangkap tiga, mereka adalah hidrokarbon tak jenuh.
Hidrokarbon alifatik, menurut teori, adalah yang tidak memiliki cincin aromatik. Mereka bisa jenuh atau tidak jenuh. Yang jenuh adalah alkana (kelompok di mana semua karbon memiliki dua pasang ikatan tunggal), sedangkan yang tak jenuh (juga dikenal sebagai yang tidak jenuh) adalah alkena (yang setidaknya memiliki satu ikatan rangkap) dan alkuna (dengan tiga tautan).
Hidrokarbon jenuh diberi nama sesuai dengan jumlah atom karbon dalam rantai yang membentuk molekul, dengan menambahkan akhiran -ano.
Contoh:
Metana → CH3
Etana → CH3-CH3
Propana → CH3-CH2-CH3
Butana → CH3-CH2-CH2-CH3
Pentana → CH3-CH2-CH2-CH2-CH3
Contoh di atas menunjukkan deret homolog, karena, meskipun setiap molekul terdiri dari sejumlah atom karbon yang berbeda, semuanya memiliki kesamaan gugus fungsi.
Ketika hidrokarbon mengalami yang kehilangan hidrogen, apa yang disebut radikal terbentuk. Radikal diberi nama setelah hidrokarbon darimana mereka berasal, tetapi mengubah tahun terakhir, oleh -ilo, dalam hal ini kita menamai radikal dalam isolasi, atau dengan akhiran -il, dalam kasus penamaan seluruh senyawa.
Contoh:
Metil → CH3
Etil → CH3CH2
Propil → CH3CH2CH2
Hidrokarbon jenuh diperoleh dari minyak atau gas alam. Mereka juga bisa disintesis di laboratorium. Salah satu metode yang digunakan adalah penambahan hidrogen pada ikatan rangkap alkena dan alkuna (lihat t28). Hubungan ini muncul dengan adanya katalis platina, nikel atau paladium, untuk membentuk alkana dengan kerangka karbon yang sama.
CH3 - CH = CH2 + H2® CH3 - CH2 - CH3
Ketika kondisi yang tepat ditemukan, jenis reaksi berikut dapat terjadi:
1. Pembakaran: reaksi pembakaran adalah yang paling penting dalam hidrokarbon jenuh, karena hidrokarbon ini digunakan sebagai bahan bakar, karena mereka mampu melepaskan energi dalam jumlah besar. Dalam pembakaran, CO2 dan air selalu dilepaskan.
Contoh: reaksi pembakaran butana:
2 C4H10 + 13 O2 → 8 CO2 + 10 H2O + 2640 KJ / mol
2. Cracking: adalah ketika hidrokarbon jenuh dipisahkan dari hidrokarbon yang mengandung lebih sedikit karbon, yaitu hidrokarbon yang lebih kecil. Ketika reaksi ini terjadi dengan panas, maka disebut perengkahan termal, bila dilakukan oleh katalis disebut perengkahan katalitik. Cracking digunakan untuk memperoleh bensin dari fraksi oli yang memiliki bobot lebih besar.
3. Halogenasi: pada jenis reaksi ini, hidrogen hidrokarbon digantikan oleh unsur halogen.