Kata niat dalam konsep umum, berkaitan dengan tujuan atau keinginan untuk melakukan sesuatu. Melalui itu alasan menjadi kata atau tindakan tertentu dibuktikan. Niatnya benar-benar subyektif, ia terbenam di kedalaman kesadaran manusia. Seringkali, orang membuat kesalahan dengan mengambil kesimpulan yang salah, berdasarkan interpretasi, tentang fakta-fakta eksternal, padahal sebenarnya hanya orangnya yang benar-benar tahu maksudnya apa yang mendorongnya untuk melakukan suatu tindakan.
Itulah mengapa sangat penting bagi individu untuk belajar menghadapi situasi, dengan cara ini spekulasi dan pembentukan ide mereka sendiri akan terhindar. Dalam hubungan pribadi, dialog sangat penting, karena keraguan diklarifikasi, dengan mendapatkan jawaban, yang mengungkapkan maksud sebenarnya dari orang lain.
Ada kasus dimana niat tidak mencapai hasil yang diinginkan. Misalnya ketika seseorang memberikan hadiah kepada orang lain, tetapi hadiah tersebut belum sesuai dengan keinginan penerimanya. Dalam situasi ini, apa orang yang menerima hadiah harus benar-benar nilai adalah niat dari orang yang memberi kepada mereka, karena di balik semua niat baik ada menunjukkan cinta dan kasih sayang.
Perlu dicatat bahwa semua niat harus menunjukkan konsistensi antara perbuatan dan perkataan. Misalnya dikatakan bahwa seseorang mengirimkan pesan tidak logis pada tingkat niat, ketika subjek mengatakan satu hal dan melakukan yang sebaliknya. Niat mencerminkan esensi satu orang, yang diteruskan ke orang lain.
Tidak boleh dilupakan bahwa agar seseorang mengetahui niatnya dengan jelas, mereka harus yakin tentang apa yang diinginkan dan cara terbaik untuk mencapai tujuan yang diusulkan. Karena dengan memiliki keraguan tentang tujuan Anda, Anda juga akan meragukan niat Anda.