Internalisasi adalah tindakan di mana seseorang asimilasi diberikan fakta atau informasi. Singkatnya, manusia menjadi yang tinggal sadar dan tercermin dalam pengalamannya sendiri juga internalizes hidupnya sendiri asimilasi informasi teoritis dan praktis tentang kehidupan. Keintiman dibentuk melalui kebiasaan menginternalisasi pengalaman, pikiran, kepercayaan dan nilai.
Internalisasi berarti melakukan sesuatu secara eksternal. Perlu dicatat bahwa manusia tidak hanya dapat menginternalisasi pikiran dan refleksi positif, tetapi juga bahwa manusia harus belajar menerima hambatan yang menjadi tantangan dalam pembelajaran seumur hidup mereka. Misalnya, seseorang yang telah berpisah dari pasangannya harus menginternalisasi keterputusan itu sebagai kenyataan dalam kehidupan cintanya agar bisa maju.
Proses internalisasi informasi yang diberikan tidak otomatis sebagai sebab dan akibat. Setiap manusia membutuhkan waktunya dan memiliki prosesnya sendiri-sendiri untuk menerima kenyataan apa adanya. Namun, di jalan kehidupan, seseorang hanya maju ketika menginternalisasi fakta apa adanya, tanpa menipu diri sendiri. Tidak ada manusia yang dapat mengakses hati terdalam dari manusia lain.
Berbeda dengan dunia material, dunia internal manusia tidak material. Karena tidak material, manusia dapat menginternalisasi pengalaman, pengalaman internal, sensasi, emosi, dan refleksi yang tidak terbatas yang memperkaya pikiran dan hati dari nilai pengalaman.
Ketika seseorang telah menginternalisasi realitas tertentu, realitas itu sebagian besar atau lebih kecil dari keberadaannya. Misalnya, ketika seseorang mencintai orang lain, dia menginternalisasi cinta yang merupakan bagian dari inti pribadinya dan memberikan makna konkret bagi hidupnya.