Islamisme bisa digambarkan sebagai ideologi yang menuntut kepatuhan penuh manusia pada hukum suci Islam; Ini juga mencakup seperangkat atau kelompok cita-cita yang mempertahankan bahwa agama Islam harus membimbing secara sosial dan politik, serta dalam kehidupan pribadi. Islamisme adalah istilah kontroversial yang definisinya dapat bervariasi dari waktu ke waktu. Selanjutnya, Islamisme sebagai fenomena politik terdiri dari berbagai partai politik Islam yang mendukung unsur-unsur demokrasi dan moderat tertentu, hingga rangkaian usulan radikal dan ekstrim yang bersifat Salafi, yang diklasifikasikan sebagai jihadis.
Menurut kamus terkenal bahasa Spanyol, Islamisme dapat dilambangkan sebagai sinonim untuk "Islam". Islamisme menolak pengaruh luar sebanyak mungkin, dengan beberapa pengecualian (seperti akses ke militer dan teknologi medis). Dia diresapi dengan antagonisme yang mendalam terhadap non-Muslim dan memiliki permusuhan tertentu terhadap Barat. Ini berarti upaya untuk mengubah Islam, agama dan peradaban, menjadi ideologi.
Islamisme mengubah fragmen-fragmen dalam Islam yang berkaitan dengan politik, ekonomi, dan militer menjadi program yang berkelanjutan dan sistematis. Pendapat Islamis menekankan penerapan syariah yang merupakan hukum Islam; kesatuan politik pan-Islam; dan penghapusan secara selektif pengaruh militer, ekonomi, politik, sosial, atau budaya Barat non-Muslim, terutama di dunia Muslim yang mereka yakini tidak sesuai dengan Islam.
Islamisme juga merupakan transformasi total dari Islam tradisional; Ini berfungsi sebagai kendaraan untuk modernisasi. Sarjana Prancis terkenal Olivier Roy berkata, "Alih-alih reaksi terhadap modernisasi masyarakat Muslim, Islam adalah produknya." Islam bukanlah program abad pertengahan tetapi ia menanggapi tekanan dan ketegangan abad ke-20.