Lirik diartikan sebagai salah satu genre sastra yang lebih mengarah pada penggambaran gambaran sentimental protagonis suatu karya, sehingga menimbulkan sensasi atau perasaan yang sama bagi pembaca atau pemirsa karya tersebut, yaitu, Ini adalah jenis sastra di mana emosi anggota dari karya tersebut ditransmisikan ke publik pembacanya, penonton, pendengarnya sesuai dengan kasusnya. Karya lirik terus-menerus diekspresikan dalam syair (konjugasi kata-kata yang memiliki bunyi pelafalan yang sama, rima) inilah yang umumnya dikenal sebagai puisi, namun liriknya juga dapat dijelaskan dalam bentuk prosa (berbeda dengan syair). untuk ini mereka tidak berima).
Itu diberi nama lirik berkat alat musik gesek yang disebut "kecapi", ini adalah yang digunakan untuk pembacaan puisi di zaman kuno. Karya liris biasanya bersifat subyektif, digambarkan sebagai orang pertama sehingga mencerminkan pengalaman pengarangnya, menyerupai penulisan diari. Secara umum karya liris memiliki empat aspek yang membentuknya yaitu: penutur liris, pengarang diidentikkan dengan nama ini.dari karya yang mengungkapkan pengalamannya dan pada saat yang sama perasaannya disebabkan oleh peristiwa yang dijelaskan, dengan cara yang sama bagian penting lainnya adalah objek liris, ini akan menjadi situasi di mana penulis menemukan dirinya di mana dia mengungkapkan perasaannya, aspek lain yang relevan adalah motif liris, yang menjadi pokok bahasan sastra, bisa antara lain cinta, keluarga, kebencian, balas dendam; Akhirnya dapat digambarkan sikap liris, ini akan menjadi sikap atau perilaku yang diambil oleh penulis untuk menggambarkan perasaannya.
Sebuah lirik dapat diklasifikasikan menurut jumlah suku kata yang membentuk ayat - ayat dari sebuah karya lengkap, dengan cara ini hal itu ditunjukkan sebagai karya kecil bagi sastra liris yang syairnya terdiri dari sejumlah suku kata antara dua dan delapan suku kata, sementara itu dikatalogkan sebagai karya utama lirik-lirik itu yang ayat-ayatnya terdiri dari angka antara sembilan dan lebih suku kata.