Sastra

Apa om mani padme hum? »Definisi dan artinya

Anonim

Om mani padme hum, adalah sekelompok kata asal Sansekerta yang bila diterjemahkan berarti "oh, permata teratai!", Dan yang pengucapannya dalam bahasa Spanyol adalah "om mani peme hum", itu adalah mantra Chenrezig, a dewa asal Buddha, mewakili Welas Asih. Ini dianggap oleh para biksu Tibet sebagai salah satu mantra terpenting dalam agama Buddha, karena di dalamnya terkandung semua ajaran nabi Buddha, dan karena alasan itulah mantra ini menjadi salah satu mantra paling populer di seluruh dunia. Dunia.

Mantra ini secara khusus dikaitkan dengan representasi Shadakshari berlengan empat dari Avalokiteshvara. Menurut tradisi, Dalai Lama adalah reinkarnasi dari Avalokiteshvara, itulah mengapa mantra sangat dipuja oleh umat beriman.

Mantra "om mani padme hum" terdiri dari enam suku kata, yang masing-masing memiliki proyeksi dalam terang dan satu lagi dalam kegelapan. Pemanggilan energi transmutasi ini memberikan kemungkinan bahwa beberapa memurnikan yang lain dan praktisi dapat mencapai keseimbangan batin dan dengan demikian mengakses kebijaksanaan kekosongan, dalam perjalanan menuju pencerahan. Dilihat dari sudut pandang filosofis Buddha murni, setiap suku kata diproyeksikan pada tingkatan yang berbeda.

Pertama-tama, ia menghindari reinkarnasi dalam apa yang disebut enam alam eksistensi siklus: dunia deva, asura, manusia, hewan, roh lapar, dan dunia neraka; sementara, di sisi lain, setiap suku kata memurnikan tubuh, ucapan dan juga pikiran, mengacu pada setiap aspek yang ingin diubah seseorang, baik itu kesombongan, ego, iri hati dan nafsu, keinginan, gairah, prasangka, kebodohan, keinginan untuk kekayaan, kemiskinan, agresivitas dan kebencian.

Untuk alasan ini, setiap suku kata mengacu pada enam pāramitā atau kebajikan transendental, yaitu kemurahan hati, kesabaran, etika, ketekunan, kebijaksanaan dan konsentrasi.

Penting untuk dicatat bahwa setiap suku kata, sebagai tambahan, dengan sendirinya merupakan mantra yang mengingat tubuh, kata, pikiran, kebajikan dan tindakan para Buddha, untuk akhirnya bergabung dengan enam kebijaksanaan esensial.