OPEC (Organisasi Negara Pengekspor Minyak) adalah organisasi kelembagaan yang dibentuk pada tahun 1960, di Baghdad, ibu kota Irak; atas prakarsa Pemerintah Venezuela dan kemudian Menteri Energi dan Pertambangan Venezuela, Juan Pablo Pérez Alfonzo.
Negara pendiri OPEC adalah Irak, Arab Saudi, Kuwait, dan Venezuela. Kemudian, Qatar (1961) bergabung sebagai anggota ; Indonesia dan Libya (1962); Uni Emirat Arab (1967), Aljazair (1969), Nigeria (1971), Gabon (1972), Ekuador (1973) dan Angola (2007). Namun, beberapa di antaranya telah dipecat: Gabon pada tahun 1995, Indonesia pada tahun 2008 dan Ekuador pada tahun 1993, yang terakhir bergabung kembali pada tahun 2007.
Di antara semuanya, mereka memasok lebih dari 40% minyak dunia dan memiliki sekitar 78% cadangan minyak mentah. Ada negara penghasil minyak lain yang bukan tergabung dalam OPEC seperti Inggris Raya dan Amerika Serikat, tetapi negara-negara seperti Sudan, Meksiko, Rusia, Norwegia, antara lain, bekerja sama sebagai pengamat dalam pertemuan mereka.
Organisasi ini berawal dari jatuhnya harga minyak oleh konsorsium minyak internasional besar yang mendominasi pasar sesuka hati. Oleh karena itu, OPEC menetapkan tujuan: menetapkan dan mengendalikan harga minyak di pasar dunia; membela kepentingan individu dan kolektif, serta menyatukan kriteria seputar kebijakan minyak dan menerapkan batasan produksi di masing-masing negara anggota.
Kantor pusat OPEC telah berlokasi di Wina (Austria) sejak tahun 1965. Adapun strukturnya, terdiri dari Konferensi, yang merupakan otoritas tertinggi organisasi dan bertugas merumuskan kebijakan umum yang terakhir. Ini diikuti oleh Dewan Gubernur yang bertanggung jawab atas urusan administrasi dan mengelola keputusan Konferensi.
Ada juga Sekretariat yang menjalankan fungsi eksekutif di bawah arahan Sekretaris Jenderal, kuasa hukumnya. Dan terakhir, ada Komisi Ekonomi, yang memberikan nasihat kepada Konferensi melalui studi di bidang teknis-ekonomi yang terkait dengan harga minyak dan penentuan kebijakan global dan reguler.
Sejak awal berdirinya, aktivitas OPEC dalam kaitannya dengan penetapan harga telah luar biasa dan hasilnya disukai negara-negara anggota. Namun, saat ini perilaku rumit pasar minyak tidak memfasilitasi kerja OPEC, kenaikan harga yang kuat menguntungkan dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang mendorong penelitian di bidang lain dan pengembangan bentuk-bentuk investasi alternatif. energi, yang dengannya harga jatuh lagi, sehingga membuat situasi OPEC sangat rentan dan apa yang mungkin terjadi di masa depan tidak dapat diprediksi.
Mungkin OPEC sedang mengalami saat-saat yang tidak mudah, karena perang antara dua anggotanya (Iran dan Irak), jatuhnya harga minyak yang tidak merata tahun lalu, dan penggunaan pangkalan dan pesawat dari Qatar dan AS oleh NATO akan membom Libya (anggota OPEC).