Kata ini berasal dari dua kata Yunani yang dibatasi dengan jelas. Di satu sisi, akan ada awalan ¨para¨, yang bisa diterjemahkan menjadi ¨out¨, dan di sisi lain kita menemukan istilah nous, yang berfungsi sebagai sinonim untuk pikiran.
Konsep ini digunakan dalam psikiatri untuk nama negara dari jiwa kesehatan yang ditandai oleh adanya delusi diri merujuk.
Paranoia bisa menjadi gangguan kronis, dengan tingkat intensitas yang berfluktuasi. Subjek egomaniakal, narsistik dan dengan harga diri rendah adalah yang paling utama terkena gangguan ini.
Di antara penyebabnya, munculnya gangguan delusi atau paranoia dikaitkan dengan orang egomaniakal, dengan perilaku narsistik yang nyata, yang menghadapi situasi frustrasi yang hebat. Ciri umum lainnya yang telah diamati pada individu yang menderita paranoia adalah harga diri yang rendah, kedinginan emosional, tidak fleksibel, otoriterisme, dan ketidakpercayaan, dengan kecenderungan kebencian dan depresi.
Di antara jenis - jenis paranoia atau gangguan delusi menurut objek delusi yang kita miliki:
- Paranoia megalomaniakal: individu percaya bahwa dia memiliki bakat atau kekuatan yang superior, berhubungan dengan makhluk ilahi atau orang terkenal atau berkuasa, dan berada di dunia karena dia dipercayakan dengan misi yang tinggi.
- Paranoia celotypic: individu memiliki kecurigaan berulang bahwa pasangannya tidak setia padanya.
- Paranoia delusi penganiayaan: individu terobsesi dengan gagasan bahwa dia sedang dikejar, dimata-matai, diawasi, dan bahwa orang-orang di sekitarnya berpartisipasi dalam komplotan melawannya.
- Paranoia tipe somatik: individu percaya bahwa dia menderita suatu penyakit atau memiliki cacat atau masalah fisik.
Beberapa Ciri atau Ciri Orang Paranoid yang Kami Temukan:
- The kurang lebih berlebihan ketidakpercayaan memiliki rentang antara normal dan patologis. Kita semua memiliki derajat tertentu tanpa mempengaruhi kewarasan.
- Kehadiran delusi yang belum tentu terdengar keluar dari kenyataan; di Bahkan, dugaan yang paranoid ini membuat mereka terlihat begitu nyata bahwa mereka mungkin tampak benar.
- Permusuhan di lingkungan.
- Kebencian. Sedikit saja tanda penghinaan, permusuhan muncul dari harga dirinya yang rendah.
- Kekakuan dan otoriterisme.
- Jangan mentolerir kontradiksi.
- Kesulitan dalam mengkritik diri sendiri.
- Dingin emosional.
- Egosentrisme.
- Masalah interpersonal.
- Bab-bab depresif (Bahwa ketika ide-ide paranoid semakin berkurang, dan sebaliknya).
- Kebutuhan akan lawan.
- Dua perilaku berbeda tergantung dengan siapa Anda bersama.