Kata kekerabatan digunakan dalam bahasa kita untuk mengartikan hubungan atau hubungan antara orang-orang yang turun dari batang atau akar yang sama, atau yang dihubungkan oleh ikatan darah, adopsi atau perkawinan sipil atau bahkan diakui secara yuridis "Secara umum istilah kekerabatan mengacu pada hubungan atau koneksi. Ini adalah hubungan timbal balik antara orang-orang melalui kerabat, afinitas atau adopsi.
Kekerabatan oleh kerabat, Tegasnya, menyiratkan gagasan kerabat atau komunitas darah yang menghubungkan orang-orang yang secara langsung diturunkan dari satu sama lain (kakek-nenek, orang tua, cucu, dll.) Atau memiliki leluhur yang sama (saudara laki-laki, sepupu pertama, dll.)).
Dalam kasus pertama, kita berbicara tentang kekerabatan dalam garis lurus. Di sisi lain, ketika hubungan keluarga membutuhkan pencarian leluhur yang sama, kita berbicara tentang jaminan kekerabatan.
Kekerabatan angkat, dalam arti luas, merupakan sistem hukum yang memberikan derajat yang sama kepada kekerabatan berdasarkan kerabat dan, diturunkan dari adopsi atau kekerabatan angkat, dalam terminologi klasik dikenal dengan nama (sekarang tidak digunakan) kekerabatan. sipil, tepatnya dengan maksud untuk menunjukkan bahwa hubungan keluarga yang ada antara angkat orang tua dan anak adopsi tidak berasal dari perkawinan sedarah, tapi dari sangat adopsi aturan yang mengatur menyamakan hubungan angkat dengan kerabat.
Kekerabatan karena kedekatan, di sisi lain, menyiratkan peran yang berbeda, karena dengan nama itu secara historis hubungan atau hubungan antara salah satu pasangan dan kerabat diketahui oleh kekerabatan pasangan lainnya (ayah mertua atau ibu mertua, menantu laki-laki). atau menantu perempuan, saudara ipar atau ipar perempuan).
KUH Perdata tidak secara sistematis mengatur afinitas, juga tidak menawarkan pengertian khusus tentang kekerabatan berdasarkan afinitas. Mengingat hal ini, beberapa penulis mempertimbangkan kontemplasi yang tidak penting dari hubungan keluarga ini, dengan asumsi bahwa afinitas hanyalah referensi sejarah atau sosiologi, jika bukan murni sastra. Namun, jelas bahwa sistem normatif kita terus memberi relevansi pada kekeluargaan melalui afinitas.
Dari sudut pandang hukum, konsep tersebut diperhitungkan ketika prosedur tertentu yang berkaitan dengan warisan, tunjangan sosial, kompensasi, dll. Dilakukan. Dalam perspektif ini, hubungan kekerabatan dihitung dengan mempertimbangkan jumlah generasi yang memisahkan keduanya yang terlibat dalam proses ini. Dengan cara ini, setiap generasi diperhitungkan sebagai derajat, dan jumlah derajat yang berurutan membentuk garis suksesi.