Teori kuantitas uang menunjukkan bahwa jumlah uang beredar dan tingkat harga dalam suatu perekonomian berbanding lurus satu sama lain. Ketika terjadi perubahan jumlah uang beredar, terjadi perubahan proporsional pada tingkat harga dan sebaliknya.
Ini didukung dan dihitung menggunakan persamaan Fisher pada teori kuantitas uang.
M * V = P * T
Dimana
M = Uang beredar
V = perputaran uang
P = Tingkat harga
T = volume transaksi
Teori ini diterima oleh sebagian besar ekonom. Namun, ekonom Keynesian dan ekonom dari Sekolah Ekonomi Moneter telah mengkritik teori tersebut.
Menurut mereka, teori tersebut gagal dalam jangka pendek ketika harga kaku. Lebih jauh lagi, diperlihatkan bahwa perputaran uang tidak tetap konstan dari waktu ke waktu. Terlepas dari semua ini, teori ini sangat dihormati dan banyak digunakan untuk mengendalikan inflasi di pasar.
Konsep teori kuantitas uang (QTM) dimulai pada abad ke-16. Karena aliran masuk emas dan perak dari Amerika ke Eropa dicetak dalam bentuk koin, terjadi peningkatan inflasi. Hal ini menyebabkan ekonom Henry Thornton pada 1802 berasumsi bahwa lebih banyak uang sama dengan lebih banyak inflasi dan bahwa peningkatan jumlah uang beredar tidak selalu berarti peningkatan output ekonomi. Di sini kita melihat asumsi dan perhitungan yang mendasari TQD, serta hubungannya dengan moneterisme dan cara-cara di mana teori tersebut ditantang.
TQD, secara singkat
Teori kuantitas uang menunjukkan bahwa ada hubungan langsung antara jumlah uang dalam suatu perekonomian dan tingkat harga barang dan jasa yang dijual. Menurut TQD, jika jumlah uang dalam suatu perekonomian berlipat ganda, tingkat harga juga menjadi dua kali lipat, menyebabkan inflasi (tingkat persentase di mana tingkat harga meningkat dalam suatu perekonomian). Oleh karena itu, konsumen membayar dua kali lipat jumlah yang sama untuk barang atau jasa tersebut.
Cara lain untuk memahami teori ini adalah untuk mengenali uang yang seperti komoditas lainnya: peningkatan pasokan menurunkan marginal nilai (daya beli unit mata uang). Jadi, peningkatan jumlah uang beredar menyebabkan harga naik (inflasi), karena mereka mengkompensasi penurunan nilai marjinal uang.