Keanekaragaman hayati atau keanekaragaman hayati mengacu pada berbagai macam makhluk hidup yang ada di planet ini, juga merupakan sistem dinamis yang terus berkembang. Istilah ini berasal dari singkatan bahasa Inggris "keanekaragaman hayati", dan dikaitkan dengan Walter G. Rosen yang menyebutkannya untuk pertama kalinya dalam konferensi tahun 1986. Distribusi keanekaragaman hayati muncul sebagai konsekuensi dari faktor evolusi di wilayah geografis dan biologis. dan ekologis, sehingga setiap spesies memiliki lingkungan yang sesuai dengan kebutuhannya dimana masing-masing dapat berhubungan secara harmonis dengan lingkungan yang mengelilinginya.
Di antara jenis-jenis keanekaragaman hayati kita menemukan keanekaragaman genetik, yang meliputi variasi gen suatu spesies. Secara berturut-turut kami memiliki keanekaragaman spesies, yang terdiri dari jumlah spesies hidup yang tinggal di habitat tertentu. Kemudian ada keanekaragaman ekologi, yaitu keanekaragaman ekosistem atau komunitas biologis yang ada di suatu daerah dan jenis keanekaragaman hayati terakhir adalah keanekaragaman fungsional, yaitu keanekaragaman spesies yang menanggapi perubahan lingkungan.
Salah satu ancaman utama bagi keanekaragaman hayati adalah manusia itu sendiri, yang melalui tindakan penggundulan hutan, kebakaran dan polusi telah menyebabkan kerusakan yang tidak hanya mempengaruhi spesies yang menghuni tempat-tempat itu, tetapi juga merusak lingkungan Hidup. Beberapa kerusakan tidak dapat diperbaiki, seperti kepunahan beberapa spesies, fragmentasi dan hilangnya hutan, terumbu karang, dan lain-lain.
Untuk pelestarian keanekaragaman hayati, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengontrol jumlah individu yang mendiami kawasan tersebut, menghentikan kegiatan yang dapat mempengaruhi sumber daya alam, Anda juga harus melindungi semua spesies yang terancam. punah dan akhirnya menciptakan kesadaran akan kelestarian lingkungan pada setiap individu.