Sila adalah standar atau prinsip yang ditetapkan, yang dengannya orang harus dibimbing. Di bidang hukum terdapat sila yang mengkontemplasikan rangkaian pasal dalam konstitusi suatu negara dan mengamanatkan, dalam pengertian ini terdapat dua jenis sila: yang terkait dengan hak konstitusional dan yang terkait dengan hak konstitusional. mengacu pada kekuasaan negara.
Sila, dengan cara yang sama, dapat dikaitkan dengan ketetapan atau gagasan yang mewakili dasar moral atau etika sesuatu. Contoh dari ini adalah yang disebut ajaran perusahaan, di mana pemilik perusahaan menetapkan seperangkat aturan yang harus dipatuhi oleh karyawan. Dalam olahraga juga ada sila, yang akan ditetapkan oleh pelatih atau pemilik tim.
Dalam konteks agama, sila dilihat sebagai perintah Tuhan. Masing-masing agama seperti Kristen, Yudaisme, Islam, antara lain, menunjukkan sila berbeda yang harus ditaati secara wajib oleh semua umat atau umatnya dan dalam hal aturan ini tidak diikuti, mereka dapat mencapai menyebabkan hukuman atau pelanggaran yang sangat penting.
Beberapa ajaran yang direnungkan Yudaisme adalah sebagai berikut: mengetahui keberadaan satu Tuhan, mencintai Tuhan, menyembah Tuhan, tidak menyerang siapa pun, antara lain.
Sementara itu, ajaran Kristen ditegakkan dalam 10 perintah terkenal yang dikumpulkan oleh Musa: cintai Tuhan di atas segalanya, jangan gunakan nama Tuhan dengan sembarangan, hormati ayah dan ibu, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan melakukan tindakan yang tidak murni. Demikian pula, ada sila lain yang ditetapkan oleh Gereja Katolik seperti menghadiri Misa pada hari Minggu, mengaku dosa setidaknya setahun sekali, menerima Ekaristi selama Paskah, menjalankan puasa religius.
Adapun Islam memiliki sila sebagai berikut: pengakuan iman, sedekah, sholat, puasa, haji ke Mekkah, dll. Seperti yang telah diamati, masing-masing agama memiliki sila masing-masing, yang menjadi pedoman bagi semua pengikutnya.