Kata Teorema berasal dari Teorema Latin, ini bukan kebenaran yang jelas, tetapi dapat dibuktikan. Teorema muncul sebagai hasil dari sifat intuitif dan secara eksklusif bersifat deduktif, itulah sebabnya jenis penalaran logis (bukti) diperlukan untuk diterima sebagai kebenaran absolut.
Beberapa contoh teorema adalah sebagai berikut: kuadrat dari jumlah hipotenusa sama dengan jumlah kuadrat kaki-kakinya. Jika sebuah angka berakhir dengan nol atau lima, angka tersebut habis dibagi lima.
Dalam dalil (kebenaran intuitif dengan bukti yang cukup untuk diterima begitu saja) seperti teorema, ada kondisional (hipotesis) dan kesimpulan (tesis) yang dianggap terpenuhi jika bagian bersyarat atau hipotesis valid. Teorema-teorema tersebut membutuhkan pembuktian, yang tidak lebih dari rangkaian penalaran bersambung yang didukung oleh dalil atau dalil atau hukum lain yang telah terbukti.
Sangat penting untuk memperhitungkan timbal balik dari sebuah teorema. Ini menjadi teorema lain yang hipotesisnya adalah tesis dari yang pertama (teorema langsung) dan yang tesisnya adalah hipotesis dari teorema langsung. Sebagai contoh:
Teorema langsung, jika suatu bilangan diakhiri dengan nol atau lima (hipotesis), maka akan habis dibagi lima (tesis).
Teorema timbal balik, jika sebuah bilangan habis dibagi lima (hipotesis), harus diakhiri dengan nol atau lima (tesis). Anda harus sangat berhati-hati karena teorema timbal balik tidak selalu benar.
Beberapa teorema paling terkenal dalam sejarah adalah: Pythagoras ', Thales, Fermat, Euclides, Bayes, batas pusat, bilangan prima, Morley, dan lain-lain.